Rabu, 07 September 2011

10 Milyarder Dunia dan ‘Mainan’ Nya

Meski tagihan kartu kredit terus membengkak, masyarakat masih saja membeli barang-barang yang sebenarnya belum terlalu dibutuhkan. Keputusan itu terkadang memberikan sensasi tersendiri bagi pengguna kartu kredit.
Biasanya penyesalan terhadap barang yang dibeli seringkali muncul setelah melihat anggaran yang dimiliki.
Namun, kondisi itu tampaknya tidak berlaku untuk kalangan miliarder. Mereka bisa saja memanjakan keinginannya dan membeli ‘mainan’ yang menarik, meski tidak dibutuhkan. Pembelian itu termasuk mobil antik, pesawat jumbo jet, bahkan kapal luar angkasa.
Seperti dilansir cnbc.com, berikut ini adalah miliarder yang menghabiskan uangnya untuk membeli ‘mainan’ mahal tersebut:
1. Paul Allen
Bill Gates bisa saja memiliki seluruh saham perusahaan Microsoft. Namun, hal itu tidak dilakukannya dan memilih membaginya dengan Paul Allen. Selama ini, Allen memang memegang peran dalam menjalankan operasional perusahaan, sehingga bisa berkembang seperti saat ini.
Allen muncul dengan memberikan nama Microsoft dan dia pula yang membuat kesepakatan untuk mengoperasikan sistem operasi Microsoft di setiap komputer perusahaan yang dibuat IBM.
Dia mundur dari perusahaan pada 2000, namun mengantongi 138 juta saham Microsoft. Saat ini, total kekayaan Allen diprediksi mencapai US$13 miliar (Rp117 triliun).
Dari kekayaannya itu, Allen membeli sebuah kapal pesiar yang diberi nama Octopus seharga US$200 juta (Rp1,8 triliun). Panjang kapal ini mencapai lebih dari 400 kaki dan memiliki fasilitas berupa lapangan basket, kolam air panas, dan tentu saja dua landas pacu helikopter.
2. Paul Ruffin
Pria ini memiliki banyak bisnis mulai dari perjudian, real estate, hingga tambang minyak. Paul Ruffin saat ini tinggal di Las Vegas dan masuk dalam jajaran 400 orang kaya versi Forbes. Pada 2008, kekayaannya ditaksir mencapai US$2,1 miliar (Rp18,9 triliun).
Untuk kebutuhan transportasi dari satu tempat ke tempat lainnya, Ruffin menggunakan sebuah pesawat pribadi. Namun, untuk miliarder sekelas Ruffin, pesawat yang dibelinya bernilai US$70 juta (Rp630 miliar) berjenis Boeing 737 Jumbo Jet.
Tak hanya itu, dia menambah dana hingga US$15 juta (Rp135 miliar) untuk mengubah interior pesawat berupa penggunaan jok kulit, dua kamar tidur, dan sistem hiburan bernilai US$1 juta (Rp9 miliar).
3. S Truett Cathy
S Truett Cathy adalah pendiri Chick-fil-A, sebuah perusahaan jejaring makanan bermarkas di College Park, Georgia, Amerika Serikat. Bisnis perusahaannya membuat Cathy menjadi orang kaya dunia dengan nilai kekayaan ditaksir mencapai US$2 miliar (Rp18 triliun).
Mantan tentara Perang Dunia II ini juga terkenal sebagai penggila tokoh-tokoh Superhot. Pada 1992, ketika film Batman Return pertama kali tayang di bioskop, Cathy terkesan dengan kendaraan Batman (Batmobile), dan memutuskan untuk membeli mobil tersebut dengan harga US$250 ribu (Rp2,25 miliar).
4. Hasanal Bolkiah
Selama ini masyarakat dunia mengenal Hasanal Bolkiah sebagai Sultan dari Brunei Darussalam. Rumahnya yang terletak di Istana Nurul Iman tercatat sebagai pemegang rekor tempat tinggal keluarga terbesar di jagat bumi.
Istananya memiliki sekitar 564 lampu hias dengan 51.000 bola lampu, 250 kamar tidur, dan sebuah masjid yang bisa menampung 1.500 jamaah. Di samping istana, Nurul Iman juga memiliki garasi yang mampu memuat 110 kendaraan.
Sultan Bolkiah selama ini terkenal sebagai kolektor mobil dengan memiliki koleksi hingga 1.900 unit. Sejumlah mobil koleksinya di antaranya Bentleys, Ferrari, dan Porsche. Di antara koleksi mobilnya, Star of India yang merupakan mobil merek Roll Royce bertipe convertible menjadi mobil termahal di dunia dengan harga US$14 juta (Rp126 miliar).
5. Roman Abramovich
Pemilik perusahaan investasi Millhouse LLC yang juga pemilik klub sepakbola raksasa asal Inggris, Chelsea, ditaksir memiliki kekayaan lebih dari US$13 miliar (Rp117 triliun).
Abramovich diketahui menghabiskan dana sebesar US$450 juta (Rp4,05 triliun) untuk membeli sebuah kapal yang diberi nama The Eclipse. Kapal ini merupakan yang terbesar di dunia dan memiliki fasilitas mewah yang tak dapat ditemukan di kapal lainnya.
Salah satu fasilitas khusus kapal pesiar Abramovich itu adalah sistem pendeteksi peluru kendali dan kapal selam.
6. Bill Gates
Untuk orang paling terkenal di jagat industri dunia maya, Bill Gates, tidak perlu lagi memperkenalkan diri. Pemimpin Mocrosoft ini telah tercatat sebagai orang terkaya dunia selama 10 dekade. Dia juga memiliki gelar lain yang berkait dengan kekayaannya. Pada Maret lalu, total kekayaan Gates ditaksir sampai US$56 miliar (Rp504 triliun).
Gates selama ini tidak pernah malu untuk membeli barang yang masuk kategori mahal. Salah satu mainan yang dibeli adalah catatan ilmiahmilik Leonardo Da Vinci yang dibeli tahun 1994 senilai US$31 juta (Rp279 miliar). Hebatnya, dia tak hanya menyimpan barang berharga itu untuk dirinya sendiri dan memilih untuk menduplikasikannya dalam bentuk CD seharga US$30 (Rp270 ribu), atau kurang dari 0.0001 persen dari harga asli.
7. Richard Benson
Pria ini adalah pimpinan dari kelompok usaha Vorgin Group, sebuah perusahaan yang memiliki anak usaha sekitar 400 perusahaan. Salah satunya adalah Virgin Atlantic Airways, Virgin Mobile, dan Virgin Galactic. Perusahaan Virgin Atlantic berdiri pada 2004 dengan menawarkan wisata luar angkasa senilai US$200 ribu (Rp1,8 miliar).
Branson diketahui memiliki malinan, SpaceShipTwo, yang diperkenalkan pertama kali pada festiva NextFest di New York, AS. Pesawat ini memiliki 6 tempat duduk, termasuk kru pesawat. Ketika berada di angkasa, penumpang diberikan kesempatan untuk merasakan bergerak di ruang hampa udara.
Saat ini mainan Branson ini memang belum siap untuk memberikan jasa wisata luar angkasa. Namun jika hal itu terwujud, mainan eksotis milik Branson ini bisa menerbangkan penumpang tujuan London-Sidney hanya dalam 30 menit.
8. Steven Spielberg
Sutradara film Steven Spielberg telah menelurkan berbagai film populer sepanjang masa seperti Jaws, dan The Extra-Terrestrial atau ET. Pada 2001, kekayaan ditaksir mencapai US$3 miliar (Rp27 triliun).
Pada tahun 1982, Spielberg membeli memorabilia film pada sebuah lelang di Southeby senilai US$60.500 (Rp544,5 juta). Mainan memoribilia film Rosebud itu merupakan kepingan film klasik dari Orson Welles berjudul Citizen Kane. Pada saat membeli, film tersebut mencetak rekor pembelian termahal.
9. Mark Cuban
Pria ini adalah pemilik tim basket AS, Dallas Maverick dan juga pemilik Magnolia Pictures dan jejaring bioskop. Mark Cuban juga menyibukan diri dengan menjadi pemilik HDNet, sebuah stasiun televisi yang menyiarkan siaran dengan kualitas high-definition (HD). Pada Maret 2011, total kekayaannya ditaksir mencapai US$2,5 miliar (Rp22,5 triliun).
Pada tahun 1999, Cuban membeli Gulfstream V, pesawat pribadi yang biasanya hanya digunakan untuk perjalan bisnis dan sering digunakan sebagai kendaraan militer. Mainan Cuban itu ditaksir bernilai US$40 juta (Rp360 miliar), dan tercatat dalam rekor dunia Guinnes Book of Records sebagai transaksi e-commercee paling mahal dalam sejarah.
10. Victoria Beckham
Victoria Posh Space Beckham adalah tokoh yang biasa muncul dalam Tabloid. Secara teknik, kekayaan Victoria dan suaminya, David Beckham, memang ditaksir hanya sejumlah US$271 juta (Rp2,44 triliun), atau dibawah US$1 miliar. Namun, kegiatan konsumsi mereka yang sangat mencolok membuat pasangan ini bisa masuk dalam daftar kalangan jet set.
Salah satu konsumsi yang dibeli Victoria ini adalah iPhone berbahan emas. Mainan mahal Posh Spice ini diketahui pada Februari 2011 lalu ketika tertangkap kamera The Daily Mail di Bandara Internasional John F Kennedy, New York, AS. Perangkat teknologi ini berharga dibawah US$36 ribu (Rp234 juta), dan memiliki fasilitas foto yang memasang gambar suaminya sebagai tampilan iPhone-nya.

Tahukah Kamu Tahun 1898 Heroin Dijual Sebagai Obat Batuk

Bayer pertama kali mengembangkan Heroin pada tahun 1898 sebagai obat batuk sirup, Pengembangan dan penemuan ini tak luput dari andil dan peran besar seorang ilmuan yang bernama Heinrich Dreser (1860 – 1924) lahir di Darmstadt, Jerman, pada tahun 1860.Sepanjang kariernya di Bayer antara tahun 1897-1914 Dreser bertugas sebagai seorang peneliti dimana ia bertanggung jawab menguji keamanan dan kemanjuran produk obat baru. Pada masa tersebut Dreser memikul jabatan sebagai seorang Kepala Laboratorium. Yang mana jabatan tersebut memberikan wewenang dalam memutuskan apakah suatu obat layak dipasarkan atau tidak, bersama jabatan tersebut pulalah membawa Dreser pada penemuan Heroin yang sangat spektakuler sekaligus kontroversial.
Heroin adalah hasil sintesis diasetilmorfin yang merupakan derivat senyawa morfin. Senyawa diasetilmorfin berbentuk kristal berwarna putih, tak berbau, dan berasa pahit adalah senyawa yang kemudian diketahui cukup berbahaya. Para ahli sains kemudian berlomba-lomba melakukan penelitian untuk mendapatkan obat. Penemuan diasetilmofin oleh ilmuwan Inggris, C. R. Wright, tahun 1874 memberi ilham pada Dreser untuk menciptakan obat baru yang tidak menimbulkan ketagihan tetapi tetap memiliki khasiat sama, yakni sebagai obat penenang (sedatif) dan penghilang rasa sakit. Setidaknya begitulah anggapan Dreser pada saat itu. Yang pada kenyataannya pada saat ini anggapan tersebut salah.
Iklan Bayer Heroin tahun 1901
Bayer adalah perusahaan yang pertama kali mensintesis diasetilmorfin menjadi heroin. Pada awal 1898, heroin buatan Dreser itu kemudian diujicobakan pada sejumlah katak dan kelinci di laboratorium. Dreser bahkan mengujicobakannya pada sejumlah pekerja di Bayer. Anehnya, para pekerja justru tak berkeberatan dan merasa senang dengan dilakukannya percobaan itu. Mereka menganggap bahwa obat baru temuan Dreser selalu membuat mereka merasa “heroik”.
Heinrich Dreser, masih merasa belum puas dengan produk baru ciptaannya tersebut. Ia kemudian tertarik untuk mencoba pada dirinya sendiri. Sejumlah hasil mengejutkan ternyata mampu dirasakannya hingga dapat menyimpulkan bahwa produk itu sangat efektif untuk mengobati sejumlah penyakit yang berhubungan dengan pernapasan seperti bronkhitis, asma, dan tuberkulosis (TBC).
Pada November 1898, Dreser mempresentasikan obat temuannya pada Kongres Naturalis dan Dokter Jerman. Ia mengklaim bahwa heroin 10 kali lipat lebih efektif dari obat batuk biasa, namun hanya mengandung sedikit bahan toksik. Obat batuk sirup baru itu juga diklaim Dreser sebagai obat yang lebih efektif dibandingkan morfin sebagai penahan sakit. Dreser menegaskan, obat tersebut sangat aman dikonsumsi walau agak kontroversi pada masa itu.
Nama “heroin” sebagai obat batuk sirup pun kemudian diluncurkan secara resmi oleh Bayer dan mulai dipasarkan untuk khalayak ramai pada tahun 1898. Nama heroin diambil dari bahasa Jerman heroisch yang berarti heroik. Brand heroin yang didengung-dengungkan waktu itu yakni: “Heroin-sang penawar batuk”.
Saking gencarnya Bayer melakukan pemasaran heroin ini, mereka kemudian memberikan contoh produk ini kepada para dokter. Akibatnya, tak sedikit dokter yang meresepkannya untuk para pasien mereka. Heroin pun kemudian berkembang secara luas di lingkungan medis tanpa menyadari bagaimana efek ketergantungan yang dihasilkan produk ini. Melihat fenomena pemasaran yang terus meningkat, Bayer pun terus meningkatkan produksinya dan menjual ke 12 negara lainnya di luar Jerman.
Lama-kelamaan, keganjilan mulai tampak. Para dokter mulai mencatat banyak sekali permintaan pasien akan obat batuk sirup ini meskipun para pasien itu tak memiliki keluhan pada saluran pernapasannya. Sejumlah ilmuwan, dokter, dan para pakar kimia kemudian mendeteksi adanya kandungan obat keras di dalamnya. Mereka menyimpulkan bahwa diasetilmofin yang dikandung heroin mungkin tak seadiktif morfin, namun justru lebih hebat dari itu. Daya ketergantungan heroin dua hingga empat kali lebih kuat dibandingkan morfin! Saat memasuki metabolisme tubuh, zat aktif heroin langsung memasuki aliran darah dan merasuk masuk ke otak hingga menyebabkan sebuah euforia.
Berkaca dari berbagai temuan ilmuwan itu, Bayer kemudian menghentikan produksi dan pemasaran obat batuk sirup heroin pada 1913. Lebih dari itu, Bayer langsung menghapus nama heroin pada daftar obat yang berhasil mereka temukan sekaligus menjadi catatan sejarah kelam bagi perusahaan terkenal itu. Peredaran heroin pun kemudian dilarang secara luas pada tahun 1924.