Selasa, 03 Januari 2012

10 Hal yang Dilakukan Pria Untuk Penyembuh Patah Hati

Berita Terkini | Unik | Misterius - Belum saja seminggu putus cinta, si dia sudah tampak dekat dengan perempuan lain. Seakan tak pernah merasakan sakit hati, dia malah asik-asikan bermain gokart bersama teman-temannya. Sedangkan Anda, memilih untuk menyendiri dan meratapi hubungan yang telah kandas. Istilah “player” pun Anda masukkan sebagai nama panjang semua pria. Eits, jangan terburu-buru melabeli pria sebagai mahluk yang tak punya hati. Ternyata, mereka juga merasakan hal yang sama, hanya caranya yang berbeda. Bahkan lebih dalam.
1. Memilih Diam
Tak seperti perempuan yang spontan dan lebih terbuka mengungkapkan isi hatinya saat putus cinta, pria lebih cenderung diam. Tetapi ada sesuatu di balik aksi diamnya itu. Ini yang mereka rasakan ketika patah hati.
2. Kesepian
Sifat tertutup pria membuat mereka hanya bisa membagi perasaan dengan orang terdekat dan kebanyakan adalah kekasihnya. Nah, saat mereka putus cinta, mereka biasanya lebih merasa kesepian karena tak ada lagi teman untuk berbagi. Bahkan lebih kesepian dibandingkan Anda, kan?
3. Memendam Perasaan
Istilah pria adalah mahluk jantan dan kuat menjadikan mereka memiliki kekuatan lebih untuk menyimpan rasa sakit hatinya walau cukup menyakitkan. Mereka akan menjalankan aktivitas seperti biasanya, tanpa menunjukkan raut wajah sedih atau kecewa. Begitupun saat sedang menghadapi masalah, pria lebih memilih menyelesaikannya sendiri atau dengan orang yang paling ia percaya.
4. Menangis Diam-diam
Jangan salah, ternyata si dia juga menangis saat hubungannya dengan Anda putus. Tak ada satu orang pun yang tahu karena ia lebih memilih menangis diam-diam. Tak ingin dicap sebagai pria lemah, membuat kaum Mars ini tak pernah menunjukkan sensitivitasnya di depan orang banyak. Berbeda dengan perempuan yang bisa curhat dengan siapa saja dan di mana saja.
5. Sulit Melupakan
Si dia memang cepat berkenalan dan jalan dengan perempuan lain walau baru seminggu putus, tetapi tidak untuk melupakan Anda. Dia akan lebih susah lagi melupakan jika dulu Anda benar-benar bisa membuatnya nyaman.
6. Alihkan Perhatian
Bersyukurlah menjadi perempuan, karena semua orang akan memaklumi semua tangisan, curhatan, terlebih sikap menyebalkan Anda saat baru patah hati. Dukungan pun datang dari sana-sini. Begitu berbeda dengan si dia yang cenderung lebih suka sendiri. Tapi, si dia punya jurus lebih jitu dalam mengobati patah hati. Inilah yang sering membuat anda iri karena gaya tersebut mampu menunjukkan kepada dunia bahwa mereka baik-baik saja.
7. Kumpul Bersama Teman-temannya
Bagi pria, teman adalah segalanya. Jangankan setelah putus, saat hubungan Anda dengan si dia masih baik-baik saja, dia akan kesulitan jika dihadapkan untuk memilih Anda atau teman-temannya. Cara ini merupakan cara yang paling ampuh untuk melupakan masalah dan mengembalikan semangat mereka saat baru putus cinta. Tahukah hal yang dibicarakan pria saat berkumpul? Berdasarkan hasil survei global, 90 persen topik yang dibicarakan pria adalah hobi, 10 persennya adalah tentang wanita. Sedangkan perempuan malah sebaliknya, terbesar justru membicarakan pria.
8. Melakukan Hobi
Hal lain yang bisa membuat pria terhibur adalah dengan melakukan kegiatan yang mereka sukai. Menurut penelitian, pria dan hobi merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Jika mereka suka main game, mereka akan segera mencari game-game baru untuk mengisi waktu kosong yang biasa mereka habiskan bersama Anda. Jika si dia suka ototmotif, maka mereka akan lebih memerhatikan kendaraan kesayangannya seperti kekasihnya sendiri.
9. Jalan dengan Perempuan Baru
Bisa kenalan dengan perempuan yang menarik, apalagi mengajaknya jalan merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi pria yang sedang dilanda patah hati. Menurutnya, ini merupakan cara jitu untuk menunjukkan kepada teman-temannya, khususnya kepada Anda, bahwa dia cukup “laku” dan baik-baik saja. Namun, untuk urusan bermain hati, ternyata tidak semudah itu. Pria lebih sulit untuk menjalin hubungan serius dibanding dengan perempuan. Walaupun sering terlihat jalan berdua dengan perempuan barunya itu, dia akan tetap mencari perempuan yang benar-benar bisa mencuri hatinya untuk dijadikan pasangan.
10. Menyingkikan Segala Kenangan
Karena memiliki kecenderungan sulit melupakan, maka si dia akan segera menyingkirkan barang kenangan yang bisa mengingatkannya tentang hubungan yang telah berlalu. Tak aakn ada lagi barang-barang pemberian Anda di mobil atau di kamarnya. Cara lain yang juga sering mereka gunakan adalah melakukan hal-hal yang sering dilarang oleh mantannya, merokok, misalnya.

Senin, 02 Januari 2012

Kesalahan Dalam Dunia Kedokteran Modern

Klinik Inseminasi yang Salah Menggunakan Sperma

Saat Nancy Andrews, warga Commack, New York, hamil setelah mengikuti program vitro fertilization, pasangan suami istri ini sama sekali tidak menduga bahwa anak yang dilahirkannya memiliki kulit dengan warna gelap yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan ciri fisik mereka.
Dari test DNA yang kemudian dilakukan diperkirakan telah terjadi kesalahan dimana para dokter di New York Medical Services for Reproductive Medicine secara tidak sengaja menggunakan sperma dari laki-laki lain yang bukan milik suaminya dan kemudian diensiminasi ke sel telur Nancy.
Pasangan ini tetap membesarkan sang bayi Jessica yang lahir pada tanggal 19 Oktober 2004 seperti layaknya darah dagingnya sendiri meski secara genetis telah terjadi kesalahan. Meskipun demikian pasangan ini tetap memperkarakan pemilik klinik tersebut atas kejadian yang tergolong malpraktik ini ke pengadilan.

Cangkok Jantung dan Paru-Paru yang Salah

Jésica Santillán, 17 tahun, meninggal 2 minggu setelah menjalani cangkok jantung dan paru-paru yang berasal dari pasien yang golongan darahnya tidak sama dengannya. Tim dokter di Duke University Medical Center gagal dalam memeriksa kecocokan darah sebelum operasi dilakukan.
Setelah sekian detik operasi transplantasi untuk mencoba membalikkan keadaan karena kesalahan fatal itu, Jésica mengalami gagal otak dan komplikasi yang membawanya ke kematian.
Jésica, imigran asal Mexico, tiba di Amerika Serikat tiga tahun sebelum menjalani pengobatan penyakit jantung untuk mempertahankan hidupnya. Dengan transplantasi jantung dan paru-paru di Duke University Hospital, Durham, N.C., alih-alih memperbaiki kondisinya, yang terjadi justru keadaan menjadi bertambah buruk.
Jésica, yang bergolongan darah O, malah menerima organ dari donor yang bergolongan darah A. Kesalahan fatal ini membuatnya dalam kondisi koma, dan meninggal ketika usaha para dokter untuk berusaha menggantikannya dengan organ yang kompatibel gagal.
Rumah sakit mengklaim telah terjadi human-error yang mengakibatkan kematian Jesica, selain prosedur yang cacat untuk memastikan kompatibilitas transplantasi organ. Setelah itu diberitakan telah terjadi kesepakatan tertutup antara rumah sakit dan keluarga soal ini. Tidak seorangpun, baik dari pihak keluarga atau rumah sakit yang mau memberikan komentar atas kasus ini.

Prosedur Invasive Jantung Terbuka, Namun Salah Pasien

Joan Morris (nama samaran), seorang nenek berusia 67 tahun, diminta bantuannya dalam suatu pembelajaran di rumah sakit untuk cerebral angiography (ilmu mengenai darah pada otak). Sehari setelahnya, secara tidak sengaja dia “terpaksa” dijadikan objek studi mengenai invasive cardiac electrophysiology.
Setelah sesi angiography, pasien ini dipindahkan ke ruangan yang lain yang bukan merupakan ruangan asalnya. Kesalahan yang “direncanakan” terjadi keesokan harinya saat paginya pasien ini dibawa untuk suatu prosedur jantung terbuka.
Dia berada di atas meja operasi yang mestinya bukan untuk dia selama satu jam. Para dokter membuat irisan pada pangkal pahanya, menusuk sebuah arterinya, menyambungnya ke sebuah pipa pembuluh lalu ke atas ke jantungnya (suatu prosedur yang mengakibatkan resiko tinggi terjadinya pendarahan, infeksi, serangan jantung, dan stroke).
Kemudian tiba-tiba telepon berdering, dan seorang dokter dari bagian lain bertanya “Apa yang kalian lakukan dengann pasienku?” Tidak ada yang salah dengan jantungnya.
Kardiologis yang melakukan prosedur itu mencek data wanita itu dan baru menyadari kesalahan fatal telah terjadi. Studi itu langsung distop, setelah rekondisi wanita malang itu akhirnya dikembalikan ke kamar asalnya, beruntungya, dalam kondisi yang masih stabil.

Suvenir Sepanjang 13 Inch

Donald Church, 49 tahun, mempunyai tumor di perutnya saat ia tiba di University of Washington Medical Center di Seattle pada bulan Juni 2000. Setelah meninggalkan rumah sakit itu, tumornya hilang – tapi satu alat operasi (retractor) malah menggantikan tempat tumornya.
Ternyata dokter yang menanganinya secara tidak sengaja meninggalkan retractor sepanjang 13 inch di perutnya. Hal ini bukan kejadian yang pertama terjadi di klinik itu.
Empat kasus yang sama pernah terjadi di klinik yang sama antara tahun 1997 dan 2000. Masih untung, ahli bedah masih bisa mengambil lagi retraktor yang ketinggalan itu segera setelah diketahui.
Akibat dari peristiwa ini, Church mengalami konsekuensi gangguan fungsi perutnya. Klinik tersebut akhirnya setuju membayar Church sebesar US $97.000 (1 miliar rupiah) sebagai kompensasinya.
Rumah Sakit Salah Posisi Operasi Otak, Untuk Ketiga Kalinya dalam Setahun
Untuk ketiga kalinya dalam tahun yang sama, dokter-dokter di Rhode Island Hospital melakukan operasi pada sisi kepala yang salah pada pasien-pasiennya. Yang terakhir terjadi pada tanggal 23 November 2007.
Seorang nenek berusia 82 tahun membutuhkan operasi untuk menghentikan pendarahan di antara otak dan tengkorak kepalanya. Seorang ahli bedah syaraf di rumah sakit itu mulai melakukan pembedahan dengan membuat lubang pada bagian sisi kanan kepala pasien, meski sebenarnya hasil CT scan memperlihatkan bahwa pendarahan terjadi pada bagian sisi kiri.
Beruntung dokter bedah ini segera menyadari kesalahannya dan segera menutup kembali lubang operasi yang salah dan melakukannya kembali pada sisi kiri kepala pasien. Kondisi pasien dilaporkan stabil pada hari Minggunya.
Kasus yang sama disebut-sebut juga terjadi pada bulan Februari, dimana seorang dokter yang lain juga melakukan operasi pada sisi kepala yang salah. Dan pada Agustus, lagi-lagi seorang kakek berusia 86 tahun menjadi korbannya, setelah nyawanya tidak terselamatkan akibat operasi pada kepalanya, tapi pada sisi yang salah dari kepalanya.

Tersadar Saat Operasi Membuatnya Trauma dan Melakukan Bunuh Diri

Keluarga dari seseorang di West Virginia mengklaim telah terjadi pembiusan yang tidak cukup saat proses operasi dan mengakibatkan sang pasien bisa merasakan setiap irisan dari pisau bedah dan menjadikannya trauma berat. Trauma ini menurut keluarga itu membuat pasien itu melakukan bunuh diri dua minggu kemudian.
Sherman Sizemore dikirim ke Raleigh General Hospital di Beckley, W.Va., pada tanggal 29 Januari 2006 untuk dilakukan tindakan operasi berkenaan dengan rasa sakit di perutnya.
Tapi, saat operasi dilakukan, pasien ini dilaporkan mengalami fenomena dimana yang dkenal dengan nama anesthetic awareness atau kesadaran selama pembiusan, yang membuat pasien bisa merasakan sakit atau ketidaknyamanan selama operasi berlangsung, sementara dia sendiri tidak bisa bergerak atau melakukan komunikasi dengan dokternya.
Menurut komplain yang diajukan, anesthesiologis menyuntikkan obat bius pada pasien tapi gagal membuat mati rasa pasien hingga 16 menit setelah irisan pertama di perutnya. Anggota keluarga pasien tersebut mengatakan hal itu membuat trauma berat karena sadar saat sedang dioperasi tapi sama sekali tidak bisa bergerak atau mengkomunikasikannya dengan dokter yang akhirnya mendorongnya melakukan bunuh diri.